Minggu, 27 Juli 2008

Review film : Mereka Bilang, Saya Monyet!

Judul : Mereka Bilang, Saya Monyet!

Sutradara : Djenar Maesa Ayu

Artist : Titi Sjuman

Henidar Amroe

Ray Sahetapy

Kategori : Dewasa

Adjeng (Titi Sjuman) adalah seorang penulis cerita anak-anak yang mempunyai masa kecil yang kelam. Ia hanya dibesarkan oleh seorang ibu (Henidar Amroe) dan bisa dibilang selalu memberi tekanan padanya. Sedari kecil ia mendapat perlakuan tidak wajar oleh ibunya. Ia hanya bisa menumpahkan perasaan dan isi hatinya itu pada tulisan-tulisannya. Mentor sekaligus teman tidurnya (Ray Sahetapy) memberi kritikan yang pedas atas tulisannya yang berjudul “Lintah” sehingga membuatnya teringat kembali akan masa kecilnya yang kelam. Ada apa di masa kecilnya yang kelam? Kenapa ia sangat membenci ibunya?

Film garapan Djenar Maesa Ayu ini memang tidak dimasukkan dalam chart film-film bioskop, tapi animo masyarakat akan film ini sangat besar setelah film yang diangkat dari novel karangan Djenar Maesa Ayu yang juga berjudul sama ini mendapatkan award di Festival Film Indonesia 2008 kemarin. Selain ceritanya yang memang lain dari film Indonesia pada umumnya, tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam film tersebut dibawakan sangat bagus. Seperti tokoh Adjeng, dibawakan sangat bagus oleh Titi Sjuman yang bisa dibilang pendatang baru di dunia film tapi sudah lama ia berkecimpung di dunia sastra dan teater. Di film ini terlihat sekali dialog-dialog yang berbau sastra seperti yang ada pada novelnya (sok tau, pdhal belum baca novelnya).

Yang hanya bisa aku bilang : Keren. Nyeni. Sastra. Wow.

Balada di pagi hari

Selasa, 1 Juli 2008-07-02

Hari ini harinya aku mid jek. Hari dimana aku harus memaksa mataku untuk ‘melek’ sebelum jam 08.00 pagi. Yapz, sebelum jam 08.00 berarti bisa jam 07.55 atau 07.30 pagi. Tapi beruntunglah hari ini mataku bisa diajak kerjasama. Setelah sedikit persiapan dan sarapan ala kadarnya, aku langsung berger ke kampus. Hump..rasanya saat itu males banget, ke kampus, ujian, dan mid. Huff..dan sialnya baru sampai di jembatan, feelingku sudah nggak enak, terdengarlah suara2 aneh yang berasal dari cintaku sayangku. O mai God, cintaku sayangku tiba-tiba mogok, nggak mau jalan. Sial, padahal beberapa menit lagi ujian mulai. Pank bercampur kesel aku pun menghubungi orang rumah, tepatnya ibuku. Untung beliau masih di rumah. Sambil menunggu pertolongan datang, aku berusaha cari bantuan, apalah pokoknya. Beberapa menit kemudian, sang penolong datang, oh thx God. Aku bisa ujian tapi tetep aja sampai kampus aku telat. Sebagai mahasisa yang belum pernah telat saat ujian, aku nggak tahu apa yang harus dilakukan sebelum masuk, bodohnya aku naik tanpa membawa surat terlembat atau apa. Aku ragu untuk masuk, kuputuskan untuk Tanya ke orang TU, untunglah di sana ada temen sekelaku yang juga terlambat. Thx again God. Aku hanya terlambat 5 menit dan tau nggak, aku orang yang paling terakhir keluar waktu ujian tadi. Bukan karena sok pinter atau gimana, tapi karena nggak tau lagi ma njawab apa. Huff…untunglah sudah berakhir.

Kenapa Belanda kalah?kenapa Itali juga kalah??

Go Belanda go!! Itu yang semula aku teriakkan. Tapi gugur sudah harapan Belanda dan para pendukungnya termasuk aku karena meeka kalah di babak semifinal mela wan Rusia kalau nggak salah. Pupus sudah harapan tim Oranye ini untuk mengangkat tinggi-tinggi piala Euro 2008.

Yah..jangan putus asa..

Hal yang tak terduga lain adalah kalahnya Itali yan merupakan juara d piala dunia kemarin. Sebenarnya apa yang terjadi pada tim yang dimotori oleh Del Piero ini??

Yah..jangan putus asa..

Daftar yang belum sempat kukerjakan

  1. Mandiin AB 3661 JU (akhirnya terlaksana rabu,25 juni 08)

  2. Nyervice-sin AB 3661 JU

  3. Masangin spion kiri si 61ju

  4. Eksekusi komik

  5. Eksekusi karya

  6. Ngrapiin rambutQ yang mulai gondrong tak terkendali

  7. Ngecat kamar yang skarang nggak jelas warnanya

  8. Dekor ulang kamar

  9. Hmm..jalan-jalan..

Aku (bukan ) korban teknologi operator telepon

Saat itu aku ditawari temenku untuk ganti kartu dengan dalih banyak atauw bisa dibilang mayoritas dari temen-temen kita memakai operator dengan inisial A. Awalnya sih aku nolak-nolak tu untuk ganti nomor tapi akhirnya dengan iming-iming tariff sms yang murah ke sesama dan ke luar operator, akhirnya sodara-sodara, aku ganti nomor juga. Waktu aku bilang aku dah pake nomor itu, semuanya pada bersorak senang karena persuasi mereka berhasil. Huh. Tapi nomorku yang lama masih tetep takpake, ceritanya setia gitu. Hehe. Jadi sekarang agak maksa, satu hape buat dua nomor, jam segini pake yang itu jam segitu pake yang ini. Ehm repot sih, tapi mau gimana lagi? Trus ya masalahnya, katanya temen-temen, kalau udah pake seratus sms ntar dapat bonus 100 sms juga. Pas aku berusaha untuk sampai 100 walopun agak maksa, taunya aku cek, operatornya bilang gini, Anda tidak memiliki account gratis. Gimana nggak nyebelin tu??? Aku langsung complain ke temenku yang berinisial A itu, tapi karena dia juga konsumen ya mana tau dia. Huh. Aku ketipu. Agak gondok juga ni. Aku (agak) sedikit menyesal udah ganti nomor. Hikz.